Islam mengajar bahawa setiap Muslim mempunyai tanggungjawab besar untuk memelihara dan menjaga keluarga mereka daripada segala bentuk dosa dan maksiat. Tanggungjawab ini tidak hanya terhad kepada aspek fizikal, tetapi juga merangkumi aspek spiritual dan moral. Ayat "Quu Anfusakum wa-Ahliikum Naara" dalam Surah At-Tahrim ayat 6 menjadi landasan penting dalam hal ini. Berikut adalah penjelasan lebih terperinci mengenai tanggungjawab ini beserta dalil dari Al-Quran dan Hadis:
1. Ayat Al-Quran yang Berhubungan:
Surah At-Tahrim ayat 6: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
Surah Luqman ayat 13-19: Ayat-ayat ini berisi nasihat Luqman kepada anaknya yang mencakup pentingnya tauhid, ketaatan kepada orang tua, dan menjalankan ibadah dengan benar. Ini menggambarkan betapa pentingnya seorang ayah dalam membimbing keluarganya menuju jalan yang benar.
Surah Al-Baqarah ayat 233: وَعَلَى ٱلْمَوْلُودِ لَهُۥ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَا تُضَآرَّ وَٰلِدَةٌۢ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُودٌۢ لَّهُۥ بِوَلَدِهِۦ ۚ وَعَلَى ٱلْوَارِثِ مِثْلُ ذَٰلِكَ ۗ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالًۭا عَن تَرَاضٍۢ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍۢ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا ۗ وَإِنْ أَرَدتُّمْ أَن تَسْتَرْضِعُوٓا۟ أَوْلَـٰدَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُم مَّآ ءَاتَيْتُم بِٱلْمَعْرُوفِ ۗ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌۭ
Artinya: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan kerana anaknya dan seorang ayah kerana anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian. Jika keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahawa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
2. Hadis yang Berhubungan:
Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim: "Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang suami adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang isteri adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang pelayan adalah pemimpin dalam mengurus harta majikannya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis Riwayat Tirmidzi: "Tidak ada pemberian seorang ayah kepada anaknya yang lebih baik daripada pendidikan yang baik." (HR. Tirmidzi)
Hadis Riwayat Muslim: "Barang siapa yang bertanggung jawab mengurus dua anak perempuan hingga dewasa, maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku (Rasulullah) seperti ini," dan beliau menggabungkan jari telunjuk dengan jari tengah beliau. (HR. Muslim)
Pesan dari ayat dan hadis-hadis ini sangat jelas, bahawa setiap Muslim mempunyai tanggungjawab besar untuk memastikan keluarga mereka terdidik dengan baik, dijaga daripada perilaku yang menyimpang, dan dibimbing untuk sentiasa berada di jalan yang diridhai oleh Allah SWT. Pendidikan agama, keteladanan dalam berperilaku, serta kasih sayang dan perhatian adalah kunci utama dalam menjalankan tanggungjawab ini.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan